Jumat, 24 Mei 2013

Perempuan Bisnis Dari Rumah ? Gak usah Malu :-)

Jaman sekarang melihat kaum perempuan berbisnis dari rumah sudahlah bukan hal baru. Dari yang menjual jasa sampai berdagang.

Ada yang ber interaksi langsung dengan konsumen.. ada juga yang mempromosikannya bisnisnya melalui media internet.

Yah.. Sebagian besar ibu ibu yang berbisnis terutama yang dilakukan dari rumah sudah tidak asing lagi dengan cara mempromosikannya lewat internet atau selular.
Sehubungan dengan berbisnis dari rumah, saya akan bercerita tentang bisnis yang sedang saya rintis.

Hmm menyebut kata bisnis sebetulnya saya malu, karena usaha yang saya kerjakan ini masih sangat jauhlah dari kata besar maupun berhasil seperti orang lain menyebutkan ‘bisnis’nya.

                                                                                                         
                                                 Produk Kreasi Perca dan Kaos Flanel



Yap, bagi saya memang bisnis tidak pandang bulu, dari yang boleh dikata kecil-kecilan, maupun yang sudah besar Go Nasional maupun Internasional.
Kadang.. saya berpikir... Mengapa  saya harus malu? ... waktu itu karena sejak pertama usaha saya ini ada slentingan atau ocehan orang lain yang kalau dengan sadar saya mendengarkan dan menelaahnya adalah suatu hinaan atau sindiran “apa kamu bisa” ada juga yang berkata “enggak punya modal yah..”  gitu lah kiranya kalo diartikan. Mak Jlebb... pikirku... orang kok ngomongnya gak dipikir dulu asal bisa keluar suara ajaa.. hihi...
Kalau menuruti omongan orang orang seperti itu... haduuwww rasanya gak akan jalan deh usaha saya itu. Biarlah seperti peribahasa : Anjing Menggonggong Kafilah Berlalu..
Dalam hati saya berkata, kan yang menjalanin saya sendiri bukan kalian. Hmm Geram.. jengkel.. kalo diterusin..






Produk Celemek dan Topi Koki Anak

Beberapa waktu kemudian Saya tidak memikirkan hal itu lagi karena usaha saya memang sudah melekat dengan jiwa saya yaitu yang berhubungan dengan kreatifitas. Dari kecil saya mempunyai hobi membuat pernak pernik, baik dari bahan kain ataupun kertas, baik yang dibentuk dengan cara menjahit ataupun dengan bantuan lem. Semua saya coba di sela sela waktu luang saya sewaktu sekolah dulu. Hasil kreasi saya ada yang saya pakai sendiri, untuk kado, atau saya jual.

Hal itu sudah saya mulai sejak saya SD, SMP, SMA , Kuliah dan Bekerja. Diteruskan setelah saya berkeluarga dan mempunyai anak.
Kebetulan saya sudah didik orang tua saya (Almarhum Bapak) untuk dikenalkan dengan dunia dagang sejak masih kecil. Sewaktu SMA, saya di beri jadwal menunggu toko kepunyaan bapak di kota Batu.
Memang sih.. saya waktu itu belum lihai dan selincah bapak, tugas saya yang Cuma satu minggu sekali itupun cuman menunggui toko, membantu buka dan tutup toko, mencatan penjualan pembelian dsb. Ternyata pelajaran sederhana itu terbawa sampai saya sekarang berkeluarga. Saya suka mengamati perdagangan kecil maupun besar, baik yang terjadi di pasar tradisional maupun modern. Saya pikir.. semua adalah berhubungan dengan dagang.


Nah.. kembali ke Perempuan dan Bisnis.. Setelah saya menikah, Alhamdulillah saya tidak lama menunggu untuk mempunyai anak, meski selama hamil saya masih melamar pekerjaan sana sini. Tapi Sewaktu ada panggilan penerimaan kerja, umur kehamilan saya sudah mencapai 8 bulan. Yah.. akhirnya dengan berbagai pertimbangan, saya putuskan untuk menolak pekerjaan itu meskipun pekerjaan itu adalah pekerjaan yang saya idam idamkan sekali sesuai keinginan saya untuk bekerja lagi setelah resign dari pekerjaan saya yang di Surabaya.


                                              Produk Kreasi "Servietten-D'coupage"


                                     

Produk Pernak Pernik Bando & Bross
Saya berpikir dan entah bagaimana waktu itu saya tidak menyesal karena menolak pekerjaan itu. Karena dari sebelum saya menikah, saya mempunyai keinginan kuat untuk bisa mengasuh anak sendiri, mendampingi keluarga, dan saya terpatri bahwa “meskipun nanti saya seorang ibu dan mempunyai karir tinggi di tempat kerja, pastilah saya akan kehilangan moment berharga untuk mendampingi buah hati, menemani mereka dan yang sangat saya khawatirkan adalah anak saya salah pergaulan sehingga saya merasa tidak seimbang rasanya jika saya berkarrir tinggi tapi anak dan keluarga berantakan”

Yahh itulah awal saya memantabkan diri untuk menekuni dan merintis dari nol usaha saya yang bergerak dalam Bidang Kerajinan dan Kursus  Kreativitas.


Awalnya saya mencoba membuat kaos anak dengan dihias kain flanel, ditulisi nama dan gambar sesuai keinginan mereka, akhirnya saya menambah jenis produk kaos dengan hiasan dari kain katun, sehingga pengerjaan disesuaikan dengan pemesanan dan selera konsumen. Dan terkadang saya juga membuat kaos ready stok dengan tema tertentu yang siap untuk dijual.

                                                              Produk Kaos perca

Selain membuat kaos hias flanel dan perca, saya tambahkan produk saya dengan membuat aksesoris seperti bando, kalung, tas, sarung bantal kursi, celemek dan topi koki anak serta pernak pernik lainnya. Sewaktu saya mempunyai anak umur 1 tahun ke atas, saya merasakan butuh perlengkapan anak yang lucu lucu dan karena di sekitar tempat tinggal saya banyak anak anak kecil yang terlahir dari keluarga muda, yang beberapa bulan sekali dalam hitungan setahun silih berganti mereka berulang tahun, sehingga saya harus menyiapkan kado untuk mereka.

Akhirnya saya memberanikan diri untuk berbelanja dengan jumlah lebih dari kebutuhan stok saya, dan selebihnya saya jual. Pemasaran  usaha saya waktu itu adalah melalui MLM (Mulut ke Mulut), Bazaar, Pameran, Arisan, Media Sosial (Facebook), dan website.


Bazaar 
Acara Bazaar beberapa kali saya ikuti, suka duka saya alami, Alhamdulillah saya tidak pernah merasa menyesal atau menggerutu jika ada sesuatu yang tidak sesuai harapan. Karena Jalan ini lah yang harus saya lewati sebelumnya saya memutuskan atau menetapkan usahayang permanen.
Waktu itu juga saya tidak malu untuk berdagang di Pasar Kaget (pasar/lapak yang dibukanya tiap hari Minggu di suatu lokasi khusus di pinggir jalan yang dijadikan arena perdagangan mulai makanan sampai barang barang lain karena jalanan itu banyak dilewati oleh orang orang yang sedang jalan jalan dan berolahraga).

                                                          Bazaar

Awalnya saya belum mempunyai tenda, saya pede banget waktu itu, gak peduli omongan orang. Saya ajak anak dan suami saya ikut mengantar saya ke lokasi pasar kaget, dengan harapan agar suami dan anak mengerti bahwa bekerja itu tidak harus di kantor, bekerja itu bisa dimana aja, mencari rejeki / menghasilkan uang itu bisa dimulai  dari hal kecil dan sederhana dulu.
Alhamdulillah oleh suami saya diijinkan untuk berdagang di lokasi tersebut.

Bagi saya, selain kita sebagai perempuan yang  mempunyai usaha, tentu banyak faktor yang melatar belakangi usaha kenapa kita menjalankan usaha itu. Disini saya akan menuturkan beberapa faktor yang bagi saya sangat penting, karena kadang ada orang yang sinis berbicara di depan kita atau di depan perempuan lain yang sedang menjalankan usahanya, “apa masih kurang yang diberikan suami?” hmmm lagi lagi .... suara sumbang itu muncul lagi.
Saya abaikan dan kadang berusaha meluruskan sangkaan orang itu karena dengan berbicara begitu, akan sangat menyakitkan hati si perempuan yang sedang menjalankan usaha, karena kita tidak tahu kondisi sebenarnya, siapa tahu memang  perempuan tersebut sedang dalam kondisi sulit sehingga dia harus banting setir untuk menghidupi keluarga, atau kebalikannya? Siapa tahu juga perempuan tersebut sudah sangat tercukupi oleh penghasilan suaminya, tapi dia mempunyai jiwa wirausaha yang tidak terbendung dengan konsekwensi tidak mengabaikan kewajiban dalam rumah tangga. Ataupun.. sebab sebab lain...

Jadi..... bukalah  hati dan mata lebar lebar bagi yg masih berpikiran sempit begitu.
Hidup ini seperti roda, kadang di atas kadang di bawah. Jadi tidak ada salahnya perempuan berusaha, karena kita tidak tahu nasib apa yang akan menimpa keluarga kita di masa depan, apa suami kita lebih cepat dipanggil Tuhan lebih dulu dari kita sedangkan kita masih mempunyai anak anak yang butuh biaya sekolah? Atau kita tidak tahu nasib karir dan usaha dari suami kita ke depannya.. Wallahu A’lam..

Selain dengan menjalankan usaha, seorang perempuan yang masih mengedepankan kewajiban dalam rumah tangga, akan sangat lebih mulia karena dia akan memberi pendidikan wirausaha bagi anak anaknya, membuka 9 pintu rejeki dengan berusaha/berdagang, dan mempersiapkan diri baik mental maupun finansial untuk hal hal yang tidak diduga duga di masa depan.


Dengan berpikir positif, saya semakin mantab menjalankan usaha saya ini, karena meskipun sempat berhenti (kosong produksi), saya tetap berharap usaha saya ini akan berlangsung lancar kembali  sehingga cita cita saya untuk mendirikan Rumah Baca Kreasi untuk anak anak yang tidak mampu akan tercapai, mengenalkan profesi dagang/wirausaha pada anak sejak dini, menghasilkan rejeki tidak hanya dengan mengandalkan Ijasah Sekolah/Kuliah saja, serta dengan membuka usaha kita bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang di sekitar kita.


                                            Pameran "Indonesia Creative Power  2012"



----------------
 Pelatihan dan Bergabung dengan Komunitas Usaha

Untuk mencapai jalan tersebut saya tidak segan segan mengikuti Forum ataupun komunitas serta pelatihan pelatihan Usaha Mikro yang diadakan oleh pemerintah maupun swasta. Berbekal ilmu, jaringan yang luas Insya Allah Cita Cita saya akan tercapai. Meskipun kalau melihat umur saya sudahlah tidak muda,, Tapi dengan niat jernih... Allah Akan selalu memberi jalan pada kita.. Seperti kata pepatah : “Lebih Baik Terlambat Daripada Tidak Sama Sekali”
 



Program Kursus Liburan "Kreatif Sejak Dini"

Lingkungan juga sangat mempengaruhi seorang perempuan untuk berusaha, terutama adalah dukungan suami. Dukungan tidak selalu harus dalam bentuk materi/modal/uang. Yang juga tidak kalah pentingnya adalah dukungan kesadaran batiniah, dukungan motivasi dan kerjasama.
Insya Allah dari dalam keluarga yang saling mendukung untuk aktualisasi perempuan berbisnis akan terciptalah iklim wirausaha dalam rumah tangga.


Jadi, Para Ibu Mulai sekarang Jangan Malu ataupun Gengsi  Untuk Mulai Berbisnis. ....
Gak Jamannya lagi deh untuk gengsi gengsian.........
:-)

**Tulisan saya ini saya sertakan dalam lomba Blog - Giveaway : Perempuan dan Bisnis

5 komentar:

  1. wah keren postingannya mak rucamsi........aku suka fotonya kok bisa dikin kayak begitu yah bagus jadi fariatif

    BalasHapus
    Balasan
    1. @ Sri Sugiarti : makasih .... maksudnya yang mana mak? foto yang sudah digabung gabung itu maksudnya? itu bisa didesain ulang, kolase, atau di bikin model digital scrapbook mak.. :-)

      Hapus
  2. sukses ya mak

    mak ada ide bikin barang bekas dari cd bekas gaaa..banyak banget --"

    BalasHapus
  3. aduh, Mak, hasilnya bagus semua :D

    BalasHapus